Semua Tak Akan Seperti Dulu Lagi


Siang hari dimana waktu mentari memancarkan teriknya, tepat di bawah pohon beringin yang rindang ketika suasana pada waktu itu sangat hening dan tenang yang terdengar hanyalah suara dedaunan yang tertiup angin, ada sepasang sahabat yang semenjak kecil jalan bersama, bermain dan berbagi suka dan duka, Ana dan Eza itulah nama mereka berdua, sejak mereka berdua masih duduk di bangku SD tepat di bawah pohon itu mereka selalu mampir untuk beristirahat ketika pulang sekolah.

Kini mereka sudah duduk di bangku SMA dan semua itu terus berlanjut walaupun mereka tidak duduk sekelas lagi. sampai pada hari itu, di siang yang panas tapi terasa rindang di bawah pohon beringin, Eza mulai bercerita soal masalalu mereka berdua dimana pada waktu ketika mereka berdua kehujanan saat pulang sekolah dan mereka mampir sambil menunggu hujan redah dan mereka berdua pun saling menertawakan diri mereka masing-masing, pohon beringin itu seakan menjadi saksi dimana ada dua orang sahabat yang selalu membagi perhatian dan perasaan.

Ana ada yang aku mau omongin ke kamu, dengan suara yang agak tegang Eza pun menyampaikan, aku... aku... Aku apa? kata Ana yang pada waktu itu santai-santai saja karena tidak tahu apa yang akan Eza sampaikan, katakan saja kamu kok kaya orang gugup gitu, dengan nanda gembir. Ada beban yang sangat berat yang tidak bisa dipikul Eza pada saat itu sesuatu yang akan dia sampaikan bukanlah sesuatu yang dapat menceriakan suasana, dengan wajah yang murung Eza pun mengatakan yang sebenarnya, kita tidak akan terus seperti ini lagi, suasana waktu itu pun langsung hening tidak ada tawa tidak ada canda, aku sudah punya pacar namanya Putri, dan dia sekarang sedang menungguku untuk pulang sama-sama dengan dia, aku tidak akan mampir lagi di bawah pohon ini. Ana pun tidak dapat mengungkapkan kata-kata pada saat itu, hanya perasaan yang hampa karena dia tersadar tidak ada lagi seorang Eza yang menemaninya duduk di bawa pohon itu ketika pulang sekolah, dengan perasaan yang berat Eza pun langsung pergi meninggalkan Ana sendiri duduk di bawah pohon beringin itu.

Cuaca yang cerah pun berubah menjadi mendung tak ada yang dapat Ana lakukan, setetes airmatapun jatuh seorang sahabat yang dapat membuat dia bergembira kini tinggal hanya bayang saja, kenangan pun menghantui Ana.

Semua tak akan seperti dulu lagi, kini aku hanyalah kesunyian yang tak bisa membawa suka, kata Ana di dalam hatinya dengan pikiran yang di hantui kenangan, saat dalam perjalanan pulang Ana di tabrak mobil ketika menyebrang jalan, Anapun pergi dengan kesedihan.

Kini di bawah pohon beringin Eza duduk sendiri ketika putus dengan pacarnya. apa yang boleh di kata tak ada yang dapat memutar balik waktu, semua tak akan seperti dulu lagi, kini Ana tinggalah bayangan dan kenangan di dalam hati Eza, maafkan aku Ana, kata Eza sambil meneteska air mata. tak ada lagi si pembuat tawa kini tinggalah kenangan.

"Ingat jangan pernah melupakan orang yang merupakan bagian dalam hidupmu, karena ketika mereka telah tiada kita akan sulit mencarinya".

No comments:

Post a Comment